Lebih dari Pemenang – Prayer Circle Akbar 2018
Foto: Multimedia UNAI
Sabat 5 Mei 2018, Campus Ministry UNAI mengadakan kegiatan Prayer Circle Akbar (PC) atau Doa Subuh Bersama dengan tema “Lebih dari Pemenang” dengan ayat inti Roma 8:31 – 39. Dilaksanakan mulai pukul 04.30 – 07.15 di depan Library. Setiap choir melayani Tuhan melalui lagu-lagu pujian, ada choir UNAI Chorale, UNAI Church Choir, Unceasing Cantica Bandung, Sound of Fekon Choir, Kohen Choir, dan Witnessing Sound.
Pimpinan, staf dan dosen serta mahasiswa bermeditasi Alkitab dan berbagi kesaksian berjalan bersama Yesus. Staf PC membagikan Kapsul Karakter Kristus kepada setiap orang yang hadir dengan harapan karakter Kristus itu akan dimiliki oleh warga kampus. Pendeta H.E Sinaga sebagai pembawa kesimpulan Meditasi Alkitab juga turut bersaksi kebesaran tangan Allah yang menyertai beliau meskipun kesehatan beliau yang masih terganggu.
Diakhir acara staf PC mengumpulkan sekitar 311 kertas harapan, komitmen dan doa setiap peserta yang hadir. Bapak Albinur Limbong selaku perwakilan pimpinan menyampaikan harapan kita bersama agar UNAI menjadi Kampus Doa dengan melibatkan para dosen dan mahasiswa dalam kegiatan kerohanian Kampus UNAI dan sukses Bersama Yesus. Dan doa berkat oleh Pdt. Alvyn Hendriks.
Yesus Sendiri, ketika Dia berada diantara manusia, sering berdoa. Juru selamat kita menyamakan Dirinya Sendiri dengan keperluan dan kelemahan-kelemahan kita, dengan demikian Dia menjadi seorang pemohon, mencari kekuatan dari Bapa-Nya, supaya Dia dapat muncul dengan kekuatan menghadapi tugas dan pencobaan. Dialah teladan kita di dalam segala sesuatu. Dialah seorang saudara di dalam segala kelemahan kita, “sudah terkena coba di dalam segala perkara sama seperti kita, ’’Ibrani 4:15, tetapi sebagai yang tidak berdosa, sifat-Nya mual terhadap kejahatan; Dia menahan pergumulan- pergumulan dan siksaan jiwa di dalam satu dunia yang penuh dosa. Sebab Dia dalam keadaan manusia, maka doa merupakan keperluan yang penting. Dia memperoleh penghiburan dan kegembiraan dalam perhubungan dengan Bapa-Nya. Dan jika Juru selamat manusia, Anak Allah, merasakan perlunya doa itu, betapa lagi orang yang lemah, fana dan berdosa amat memerlukan doa yang tekun dan tetap? (Ellen G White, Kebahagiaan Sejati 88.1).
(Humas UNAI/Michelle P)