Kisah Seorang Mahasiswa – Rusdin Parhutatua Manalu
Foto: Multimedia UNAI
Lahir di keluarga yang sederhana bukanlah hal yang mudah untuk sebagian orang. Terus tetap melanjutkan pendidikan juga merupakan hal yang diinginkan oleh setiap orang. Tuhan selalu memberikan kita kesempatan kepada setiap orang, namun sebagai manusia kita harus dapat mengelola segala sesuatu pemberian Tuhan sesuai dengan kehendakNya.
Rusdin Parhutatua Manalu adalah seorang mahasiswa jurusan akuntansi UNAI angkatan 2015 adalah salah satu orangnya . Salah satu Mahasiswa Universitas Advent Indonesia yang lulus 3,5 Tahun tanpa summer bersama kedua rekannya sahabatnya semenjak datang ke UNAI yaitu Gary Purba dan Riky Yustanto yang disebut sebagai Keluarga Manalu, Purba dan Cong.
Ia dilahirkan dari keluarga yang sangat sederhana, Ia anak ke 5 (lima) dari 5 (lima) bersaudara, keluarga sudah tak utuh selayaknya beberapa orang yang ada disekitarnya. Ia dibesarkan oleh ibunya seorang yang bernama Ibu Kinna Pasaribu karena sejak kelas 3 SD sudah tidak tinggal bersama ayahnya yang bernama (Alm) Budiman Manalu.
Semenjak ditinggal ayahnya Rusdin dan ibu mempunyai cita-cita bahwa suatu kelak nanti dia harus mengubah jalan hidup keluarganya dengan cara terus sekolah kejenjang yang lebih tinggi. Walapun banyak rintangan, salah satunya adalah banyak orang meremehkan Rusdin bahwa dia tidak akan dapat selesai kuliah dan bukan itu saja keluarga Rusdin mempunyai hutang yang di tinggalkan oleh sang Ayah yang cukup besar dimana segala surat-surat tanah, dan rumah telah di sita oleh Bank.
Tetapi Tuhan tidak pernah diam dalam keluarga Rusdin, Tuhan memberikan berkat yang berkelimpahan sehingga hutang semua lunas seiring berjalannya waktu. Meski begitu semangatnya untuk tetap melanjutkan pendidikannya tidak pernah putus. Ia selalu semangat meraih mimpi dan cita-citanya, berkat dorongan sang Ibu dan terutama doa ibu kepada Rusdin.
Untuk menempuh pendidikan pun, banyak sekali perjuangan yang harus ia lakukan. Dari awal ia datang ke UNAI pada tahun 2015, ia harus berjuang dengan dengan biaya yang sangat dikatakan pas-pasan tetapi dia tidah mudah menyerah dan mencari pekerjaan, dan ia diterima bekerja di departement costudial. Dimana ia harus mulai pekerjaannya pada pukul 04.30 WIB. Dimana mungkin bagi sebagian orang bangun di pagi hari adalah hal yang tak mudah. Namun ia tetap melakukannya demi dapat melanjutkan pendidikannya.
Namun kehidupan tak selalu berjalan lancar. Ia harus keluar dari departement tempatnya bekerja karena kecerobohannya. Di tahun selanjutnya akhirnya ia mendapatkan pekerjaan di departement Cafetaria yang di pimpin oleh Ibu Titin dan Ma’am An, mereka berdua adalah paling berjasa didalam hidupnya selama dia Di UNAI dan itu semuanya berkat petunjuk Tuhan dan doa orang tua Rusdin yang berada di kampung Desa Suga-Suga Hutagodang Kec. Sorkam Barat Kota Siibolga.di cafetaria ini ia belajar dari berbagai masalah yang datang di kejadian lalu, dan menjadikan pribadi yang harus lebih baik lagi dengan tuntunan Ibu Titin dan rekan kerjanya.
Kehidupan tak selalu berjalan mulus selama masa perkuliahnya ia juga pernah merasakan titik dimana rasanya kehilangan harapan. Waktu itu dia harus bertanggung jawab atas kehilangan motor yang ia sewa. Namun Tuhan tak pernah meninggalkan ia, Tuhan hadirkan bapak Sudjiman untuk membantunya dalam menyelesaikan masalahnya.
Selain itu ada beberapa orang yang Tuhan hadirkan telibat dalam kehidupannya. Mungkin saat itu, banyak sekali permasalahan yang harus ia hadapi selama kuliah. Tapi dukungan orang tua dan sahabat membuatnya untuk tidak mudah menyerah. Selama berada di UNAI Tuhan juga membentuk pribadinya menjadi pribadi yang tidak pernah menyerah, pribadi yang selalu menghadapi semua masalah dengan senyuman dan pribadi yang tak malu untuk melakukan apapun dalam hal positif.
Meski banyak kekurangan yang dimilikinya, Ia tetap semangat dan tetap mau untuk terlibat aktif dalam organisasi di UNAI untuk menambah pengetahuan dan pengalamannya. Ia pernah menjadi ketua Futsal UNAI di tahun 2016, Ketua Taxation UNAI (kelompok pajak UNAI), menjadi guru di sekolah sabat, mengikuti komunitas gate UNAI, menjadi anggota HIMA Ekonomi menjabat di department olahraga, menjabat sebagai menteri advokasi di BEM 2018 dan masih banyak lagi organisasi yang dia ikuti semenjak di UNAI hingga selesai.
Waktu berlalu akhirnya ia dapat menyelesaikan perkuliahannya dengan waktu 3,5 tahun dengan IPK 3.56, hal yang kita banggakan dari dia ialah bahwa dia tidak pernah summer (semester pendek) selama dia kuliah tetapi dapat meyeselakan perkuliahannya dengan waktu yang sangat cepat dan dia selalu menerima Beasiswa Kopertis mulai semester 2 (kedua) hingga dia selesai kuliah.
Tips yang dapat dia dapat bagikan kepada kita semua bahwa kita dalam perkuliahan jangan pernah menganggap remeh dengan hal apapun, jangan pernah malu bertanya dan selalu semangat dalam melakukan apapun. Disini kita dapat belajar bahwa dengan semangat dan fokus dia dapat menyesesaikan perkuliahan walapun dia sambil kerja dan di setiap semester dia selalu mengabil 24 SKS dan Puji Tuhan dia melalui rintangan selalu dengan senyum dan kebahagiaan.
Mungkin untuk kebanyakan orang hal ini tak mudah. Namun berkat pertolongan Tuhan dan sikap pantang menyerah akhirnya dapat membuat lulus dengan hasil yang baik. Dan adapun beberapa tambahan yang Rusdin sarankan untuk para pembaca yaitu “Jangan selalu membandingkan diri dengan orang-orang yang posisinya sedang diatas saja. Tapi bandingkan diri dengan orang-orang yang ada di bawah “.
Dan jadikanlah semua masalah sebagai motivasi dalam perjuangan, jangan takut gagal karena gagal bukan akhir dari segalanya, jangan menyerah kerena menyerah semua tidak bisa di ubah .” Mungkin masih banyak hal yang belum bisa ia bagikan kepada kita semuanya tetapi, kita dapat belajar banyak hal dari kisah hidup Rusdin Parhutatua Manalu ini selama kita di UNAI.
Kata-kata yang selalu ia ingat dari Ibunya adalah jangan pernah takut gagal, jangan pernah takut di ejek orang, selalu senyum, buat yang terbaik, UNANG MAILA POGOS, artinya jangan pernah kita malu dengan keadaan kita miskin dan intinya dari itu semuanya adalah berdoa, berdoa dan serahkan semuanya kepada Yesus.
Ia juga mempunyai ayat yang selalu ia pegang yaitu: 1 Tesalonika 5:18 “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.”
Setiap perjalanan memiliki titik awalnya sendiri yang mengarah pada jalan dan tujuan yang berbeda-beda. Mari terus berdoa dan terus andalkan Tuhan dalam setiap aspek kehidupan. Karena Tuhan selalu memberikan berkat kepada kita, tetapi kita harus dapat mengelolanya dengan baik
(Humas,Rusdin Malau)