Penyuluhan Bencana Alam oleh Mahasiswa Keperawatan Even Semester 2018/2019

Foto: Multimedia UNAI

Posisi Indonesia dikepung oleh tiga lempeng tektonik dunia yakni Lempeng Indo-Australian, Eurasia dan Lempeng Pasific. Apabila ketiga lempeng tektonik itu bertemu dapat menghasilkan tumpukan energi yang memiliki ambang batas tertentu.

Selain itu, Indonesia juga berada pada Pasific Ring Of Fire (cincin api) yaitu jalur rangkaian gunung api paling aktif di dunia yang membentang sepanjang lempeng pasifik. Zona ini memberikan kontribusi hampir 90 persen dari kejadian gempa di bumi dan hampir semuanya merupakan gempa besar di dunia.Itulah yang menyebabkan Indonesia merupakan wilayah rawan terhadap bencana karena ancaman dari bencana gempa bumi, gelombang tsunami dan gerakan tanah dengan intensitas yang cukup tinggi.

Jumat, 10 Mei 2019 bertempat di NACB ruangan 201 para mahasiswa keperawatan memberikan penyuluhan seputar kesiagaan bencana alam kepada mahasiswa/I UNAI. Pada pembahasan kali ini disampaikan oleh mahasiswa keperawatan yaitu Haryanto Manalu dan Ayub Esperanza. Mereka membahas seputar sikap yang perlu kita lakukan ketika terjadi bencana alam contohnya gempa bumi yaitu:

1. Jika berada dalam ruangan

• Jongkok dan berlindung di bawah perabotan rumah, misalnya meja yang stabil, yang bisa melindungi tubuh dari potensi runtuhnya perabotan. Tetap berlindung sampai guncangan berhenti. Jika tidak ada meja, lindungi wajah dan kepala dengan tanganmu, dan ambil posisi di sudut bangunan.
• Jauhi benda terbuat dari kaca, baik jendela maupun lemari, pintu, dinding pembatas ruang, lampu gantung yang dapat runtuh atau pecah.
• Tetap tinggal di tempat tidur jika kamu ada di kamar saat gempa. Lindungi wajah dan kepala dengan bantal. Pastikan kamu tidak berbaring di bawah lampu gantung yang mungkin jatuh.
• Jangan melewati pintu, kecuali kamu yakin pintu disangga rangka yang kuat, karena bisa saja runtuh seketika.
• Tetap tinggal di dalam bangunan, baik rumah, kantor, apartemen, sampai goncangan gempa berhenti dan aman menuju keluar. Riset menunjukkan bahwa orang malah luka-luka saat mencoba berdesakan keluar bangunan dan berlarian ke berbagai arah, sehingga terjadi tubrukan.
• Jangan gunakan lift.
• Hati-hati dengan listrik yang mungkin padam atau sistem pemadam kebakaran di gedung yang mungkin berfungsi secara otomatis
• Jika sudah bisa keluar bangunan, cari tanah lapang. Hindari lereng curam.

2.Jika berada diluar ruangan

1. Tetap di sana, ambil posisi melindungi wajah dan kepala.
2. Cari tanah lapang.
3. Menjauh dari bangunan, lampu-lampu jalan dan kabel-kabel listrik
4. dan telepon yang ada.
5. Hindari lereng.
6. Hindari posisi dekat pintu keluar gedung atau bangunan dan jangan dekat dinding.

3. Jika berada didalam kendaraan

• Segera berhenti, perhatikan agar tidak nge-rem mendadak agar tidak terjadi tubrukan antar kendaraan, tetap di dalam kendaraan. Hindari berhenti dekat atau di bawah bangunan, pohon, jembatan laying atau kabel-kabel listrik/telepon.
• Setelah goncangan gempa berhenti, berjalan kembali pelan-pelan. Hindari jalanan,
• jembatan yang rusak terdampak gempa.

4. Pasca terjadi bencana alam

• Jangan menyalakan api.
• Jangan bergerak atau mencoba menghilangkan debu (khawatir kian runtuh).
• Tutupi mulut dan hidung dengan saputangan atau baju.
• Ketuk-ketuk pipa atau dinding sehingga bisa diketahui tim penyelamat. Jika bisa bersiul bisa dilakukan. Berteriak adalah upaya terakhir, karena ini bisa membuatmu kemasukan debu reruntuhan dalam jumlah banyak. Berbahaya.
• Ikuti perkembangan informasi gempa dari sumber kredibel seperti BMKG. Kita bisa monitor dari akun media sosialnya kalau ponsel mu masih punya daya.

Tags: , , |
Share :

More News

Latest News

  • LATEST ISSUE

    “UNAI News and Views”

    Edisi September 27