The 7th International Scholars Conference
Foto: Multimedia UNAI
Bandung- 28-29 Oktober 2019 Universitas Advent Indonesia menjadi tuan rumah kembali pada acara International Scholars Conference ke 7 yang dihadiri oleh peserta yang berasal dari Universitas Klabat (UNKLAB), Adventist University of the Philippines (AUP), Asia Pacific International University (AIU), Universitas Advent Indonesia (UNAI), dan beberapa universitas lainnya. Kegiatan sebelumnya diadakan di Adventist University of the Philippines (AUP). Sekitar 300 orang hadir di acara ini ada lebih dari 300 Paper yang dipresentasikan pada pertemuan ini. Turut hadir pula beberapa pembicara utama, mereka adalah Prof. Dr. Ismunandar (Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan) dan Dr. Hudson Kibuuka (Direktur Pendidikan GC)
Pertemuan ini merupakan media untuk hasil penelitian dan pertukaran pengalaman dalam mengeksplorasi dan mengembangkan gagasan tentang penelitian di berbagai bidang. Dengan mengusung tema “Knowledge Creation in 4.0 Industrial Age” berusaha mengeksplorasi berbagai gagasan penelitian yang dapat mengembangkan dan menumbukan banyak bidang di setpai negara asal peneliti. Berguna untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, institusi, negara bagian, dan sesama peneliti di area berbeda di dunia. Seperti yang kita ketahui pada tahun 2019 lebih dikenal dengan era digital 4.0, era industry. Industri 4.0 adalah otomatisasi terbaru dan tren pertukaran data dalam teknologi pabrik. Istilah ini mencakup cyber system -fisik internet untuk semuanya, komputasi awan, dan komputasi kognitif. 7 International Scholars Confrence pun menyajikan beberapa tema paper merujuk kepada Industri 4.0 yaitu: Allied Health (Perawatan Kesehatan); Business and Governance (Bisnis dan Tata Kelola), Art, Humanities and Social Science (Seni, Sastra dan Ilmu Sosial), Natural Science (Ilmu Pengetahuan Alam), Education (Pendidikan), Theology (Teologi), dan Engineering and Technology (Teknik dan Teknologi).
Pertemuan ini di pimpin oleh bapak Francis Hutabarat selaku kepala departemen Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Tak hanya berkoordinasi para dosen untuk melancarkan konferensi ini, para mahasiswa pun dilibatkan sebagai koordinator yang mana dapat menambah pengalaman dan wawasan mereka. Acara berjalan lancar dan sukses, selain itu acara ini juga memberikan pandangan yang lebih luas kepada seluruh peserta dan warga UNAI khususnya dalam bidang penelitian yang mana dapat meningkatkan mutu dari sebuah universitas.
Setelah terlaksananya konferensi, seluruh acara diakhiri dengan acara Cultural Night. Acara tersebut diisi dengan penampilan lagu-lagu, penampilan Angklung Ensemble, tarian yang berasal dari negara Thailand, dan yang terakhir dari Paduan Suara Mahasiswa UNAI. PSM UNAI menampilkan kekayaan dari budaya Indonesia melalui parade baju-baju adat yang berasal dari Sabang sampai Merauke dan tentu saja pagelaran lagu-lagu daerah yang mewakili pulau-pulau besar yang ada di Indonesia.
Dengan terlaksananya konferensi internasional ini diharapkan para peserta dapat menjadi lebih maju dalam berwawasan khususnya dalam menekuni bidang penelitian pada industri 4.0, konferensi Cendekiawan Internasional ke-7 (7ISC) mengundang akademisi, peneliti, praktisi, pengamat, dan semua peserta yang terkait termasuk peneliti siswa untuk bersama-sama mengekspresikan dan bertukar ide dalam konferensi-konferensi yang akan datang.
(Humas)